Ayat -Ayat Feminis
Categorie(s):
Buku
Author(s):
Siti Uswatun Khasanah, MA.Hum
Tahun:
2014
Item Type:
e-books
PRAKATA PENULIS
bimahri isyrina ghuraman min dzahabin
Alhamdulillah, mengawali penyusunan buku ini saya ingin
menyampaikan rasa syukur dan puji kepada Allah Subhanahu wa
Taala, shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan
kita Nabi Muhammad Saw. yang dengan risalahnya perempu... (selengkapnya)
bimahri isyrina ghuraman min dzahabin
Alhamdulillah, mengawali penyusunan buku ini saya ingin
menyampaikan rasa syukur dan puji kepada Allah Subhanahu wa
Taala, shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan
kita Nabi Muhammad Saw. yang dengan risalahnya perempu... (selengkapnya)
DESKRIPSI
PRAKATA PENULIS
bimahri isyrina ghuraman min dzahabin
Alhamdulillah, mengawali penyusunan buku ini saya ingin
menyampaikan rasa syukur dan puji kepada Allah Subhanahu wa
Taala, shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan
kita Nabi Muhammad Saw. yang dengan risalahnya perempuan
dimuliakan dari keterpinggiran dalam panggung sejarah umat
manusia.
Pengalaman dan pengamatan selama bergelut dengan dunia
pergerakan menyadarkan penulis bahwa umat manusia masih saling
mencurigai dan mencurangi sesamanya, Bahkan teks-teks kitab
suci pun tak luput dari penafsiran sepihak, atau penyalahgunaan
demi melanggengkan kekuasaan sebagian golongan. Dalam relasi
jenis mayoritas yaitu laki-laki dan perempuan, ketidakadilan adalah
kenyataan yang terus terjadi sepanjang alur sejarah.
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sebagai
laboratorium pergerakan sendiri belum mampu menjadi pioner
perwujudan kesetaraan laki-laki dan perempuan dalam satu
komunitas. Banyak usaha telah dilakukan, namun semua seolah
menguap menjadi wacana atau kontestasi pengetahuan dan belum
menjadi laku praksis baik dalam struktur maupun kultur
bimahri isyrina ghuraman min dzahabin
Alhamdulillah, mengawali penyusunan buku ini saya ingin
menyampaikan rasa syukur dan puji kepada Allah Subhanahu wa
Taala, shalawat dan salam semoga tetap tercurah kepada junjungan
kita Nabi Muhammad Saw. yang dengan risalahnya perempuan
dimuliakan dari keterpinggiran dalam panggung sejarah umat
manusia.
Pengalaman dan pengamatan selama bergelut dengan dunia
pergerakan menyadarkan penulis bahwa umat manusia masih saling
mencurigai dan mencurangi sesamanya, Bahkan teks-teks kitab
suci pun tak luput dari penafsiran sepihak, atau penyalahgunaan
demi melanggengkan kekuasaan sebagian golongan. Dalam relasi
jenis mayoritas yaitu laki-laki dan perempuan, ketidakadilan adalah
kenyataan yang terus terjadi sepanjang alur sejarah.
Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) sebagai
laboratorium pergerakan sendiri belum mampu menjadi pioner
perwujudan kesetaraan laki-laki dan perempuan dalam satu
komunitas. Banyak usaha telah dilakukan, namun semua seolah
menguap menjadi wacana atau kontestasi pengetahuan dan belum
menjadi laku praksis baik dalam struktur maupun kultur